if free why pay for science
Penerbit andipublisher menyediakan sebuah halaman yang dikhususkan untuk mendownload file- atau source code dari buku yang diterbitkan andipublisher. Source code
bawaan buku ini lumayan buat yang blom bisa beli bukunya tapi sudah punya source code dari buku tersebut, itung-itung nyicil dulu...
Klik disini untuk menuju kehalaman andipublisher
Feedjit provides the widgets below free of charge and they all have an incredibly simple cut-and-paste installation. You don't need to register to get the widgets below, you can simply grab and go!
To install any of the widgets below, simply cut and paste the Javscript for the widget you would like into your blog side-bar. Or if you are a Blogger or Typepad user, you can
simply click the links we provide to instantly install the widget on your blog.
Wordpress.com, MySpace, Windows Live Spaces, LiveJournal and Hi5 users click to get our Non-Javascript Live Traffic Feed.
Step 1: Choose a Widget!
Step 2: Customize it!
Step 3: Click or cut and paste the script.
Klik here to go source code feedjit
KOMPAS.com — Saat mendengarkan lagu favorit muncul di radio, di gym atau di pemutar MP3 atau iPod, spontan kita akan langsung memperbesar volume suara dan ikut bernyanyi. Namun, berhati-hatilah pada volume suara yang keras lewat earphone. Pasalnya, terlalu sering terpapar musik keras bisa menyebabkan gangguan pendengaran.
Di Amerika Serikat dilaporkan makin banyak orang dewasa dan remaja yang didiagnosis mengalami tuli karena usia lanjut (presbiakusis) yang normalnya kondisi ini baru muncul di usia 50 tahun-an. Rupanya, para remaja dan orang dewasa muda itu adalah orang-orang yang setiap hari mendengarkan earphone selama berjam-jam.
Menurut ahli audio dari Cape Town Medi-Clinic, Lisa Nathan, akumulasi dari suara bising atau keras akan berkembang secara perlahan dan nyaris tanpa gejala. "Butuh waktu beberapa tahun sebelum gangguan muncul atau orang tersebut mengalami masalah pendengaran," katanya.
Misalnya, seorang remaja 15 tahun yang sering mendengarkan MP3 atau iPod dalam volume suara yang keras setiap hari, mungkin baru mengalami gangguan pendengaran saat usianya menjelang 30-an.
"Cepat lambatnya kerusakan pendengaran juga ditentukan oleh gaya hidup dan paparan pada sumber suara bising lainnya, misalnya, jika orang tersebut sering ke klub atau memainkan band, maka kerusakannya akan lebih buruk," katanya.
Telinga sendiri diciptakan dengan berbagai bagian fungsi yang saling bekerja sama sehingga seseorang mampu mendengar, memproses, dan memahami dunia di sekitarnya. Namun, saat suara di sekitar kita terlalu keras atau bising, sel-sel rambut yang halus di rumah siput dalam telinga (koklea) akan rusak. Sel rambut ini berfungsi menangkap frekuensi suara dan meneruskannya ke pusat persepsi pendengaran di otak.
"Pada awalnya kerusakan sel rambut hanya bersifat sementara. Gejalanya seperti saat salah satu telinga ditutup. Terkadang gejala ini juga diikuti dengan tinnitus, yakni kondisi di mana kita seperti mendengar dengungan di telinga," papar Nathan.
Tinnitus sebenarnya adalah hal yang normal karena merupakan tanda telah terjadi kerusakan di dalam sel rambut. Namun, makin sering kerusakan itu terjadi, kerusakannya pun akan menjadi permanen karena sel-sel yang rusak tadi tidak sempat memperbaiki diri atau keburu mati. Akibat dari kerusakan permanen tadi adalah tuli.
Suara diukur berdasarkan desibel (dB), dengan nilai 0 merupakan suara paling lembut yang bisa didengar manusia dan 180 adalah suara bising yang ditimbulkan oleh roket yang akan diterbangkan ke luar angkasa.
Rata-rata level suara percakapan sekitar 60 dB, sementara suara dari konser musik rock mencapai 115 dB. Para ahli percaya, paparan suara yang melebihi 85 dB dalam jangka panjang sangat berbahaya. Perlu diingat, volume suara tertinggi dari pemutar MP3 atau iPod adalah sekitar 100 dB. "Level maksimal yang disarankan adalah kurang dari 85 dB," kata Nathan.
Untuk mencegah dampak negatif dari earphone tadi, Nathan merekomendasikan penggunaan jenis earphone yang bisa mengurangi suara di latar belakang sehingga kita bisa mendengar suara musik dengan nyaman tanpa terganggu masuknya suara di sekitar. Dengan begitu, kita tak perlu menyetel musik dalam volume keras.
STMIK AMIKOM Sabet dua penghargaan Telkom Telkom Smart Campus Award (TeSCA) 2009
yakni kategori Platinum untuk Sekolah Tinggi dan penghargaan khusus kategori Digitalpreneur Incubation. Penghargaan tersebut diberikan bersamaan HUT Telkom ke 153 dan Grand Lounch New Telkom Indonesia, Jumat (23/10) di Jakarta Teater Jakarta. Dan STMIK AMIKOM berhak mendapakan hadiah berupa cash Reward dana untuk pengembangan ICT dan Linkind Reward berupa Bandwidth 5 Mbps dari Telkom.
Hadir dalam penghargaan tersebut Arief Setiyanto , S.Si, MT didampingi Jaeni, S.Kom mewakili STMIK AMIKOM bersama 17 Nominator lainnya yang telah bersaing dari 231 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. "Alhamdulillah , penghargaan ini merupakan kerja keras
semua pihak Civitas STMIK AMIKOM dan kita berharap penghargaan ini mampu mendorong untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pemanfaat Teknologi Informasi " Ujar Jaeni, S.Kom Ketua Panitia Keikutsertaan AMIKOM dalam TESCA 2009 . Jaeni tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi semua pihak dalam keikutsertaan STMIK AMIKOM dalam TeSCA 2009 sehingga acara dapat berjalan lancar dan mampu raih pengharagaan.
Dikutip dari Facebook Arief Setiyanto , S.Si, MT direktur Innovation Center STMIK AMIKOM Yogyakarta juga menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih kepada seluruh team yang membangun teknologi di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Courtesy Meeting.
Sebelum acara Penghargaan ,pada hari yang sama telah diadakan Courtesy Meeting Nominee TeSCA 2009 di Four Season Hotel Jakarta. Acara itu dihadiri jajaran pimpinan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) , Dewan Juri, Tim Assesor dan Nominator. Para nominator tersebut, antara lain, adalah Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Telkom, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Telkom, STIE Perbanas Surabaya, STIE YKPN Yogyakarta, STIKOM Surabaya, STMIK AMIKOM Yogyakarta, STMIK-Poltek PalComTech, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UNIKOM, Universitas Bina Nusantara, Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan tersebut diberikan kesempatan testimoni dari pemenang Best of The Best TESCA 2008 oleh rektor Binus , testimoni Tesca merupakan salah satu program Indigo Award yang diberikan Telkom Indonesia kepada perguruan tinggi atas keberhasilannya dalam penetrasi TIK untuk memajukan pendidikannya.
Total ada 231 perguruan tinggi yang mengikuti kontes kedua yang diadakan Telkom tersebut. Dalam kesempatan tersebut Direktur Enterprise & Wholesale PT Telkom Tbk Arif Yahya menjelaskan, TeSCA digelar sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab Telkom dalam memacu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan. Selain itu, lanjut dia, TeSCA juga menjadi bentuk apresiasi Telkom kepada para insan kreatif atas kontribusinya bagi perkembangan TIK yang juga ikut mendukung kemajuan perekonomian Indonesia.[j]
Source : Amikom
Copyright © 2009 Fresh Themes Gallery | NdyTeeN. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Blogtemplate4u .